shoutmix

08 Mei 2014

BDB : bab 1

Setelah perjalanan lama, Bintang putuskan langsung menuju tempat tidur. Badannya sudah lelah berjalan kaki jauh sedari tadi. Bisa dibayangkan macetnya ibu kota, sampai Bintang memutuskan turun dari bus lalu jalan kaki. Bagi orang itu adalah tindakan bego. Tapi itu kaki Bintang, ngapain pada banyak komen ngak ada bagusnya.

Bego itu kata kasar, kalau ayahnya masih hidup mungkin beliau marah. Tetapi sayang Bintang harus menerima ayahnya telah tiada. Sang ayah yang di cintainya di khianati oleh sahabatnya sendiri. Janji untuk kembali tepat waktu tidak akan pernah terwujud, karena janji itu tak akan pernah di ditepati.


Dalam tempat tidurnya yang rusak, Bintang melihat ke arah langit-langit. disana dia melihat langit-langitnya rusak. Tidak mungkin diperbaiki, dan suasana kamarnya lebih tepat dibilang gudang daripada sebuah kamar tidur. Lalu dia kembali mengingat masa lalu saat dia kecil.. Karena itulah Bintang merasa hidupnya bahagia.

Ayah Bintang bukanlah orang hebat! Bisa dibilang hanya orang pas-pas an saja, tidak terlalu pintar dan kuat. Tetapi dia dibilang hebat karena menikahi seorang wanita yang tak terduga. Wanita itu adalah ibu Bintang. Berbeda dengan ayahnya yang lebih suka meluangkan waktu, sang ibu bisa dibilang lebih suka urus-urusan lain-lain.

Paska kematian sang ayah, Bintang akhirnya mengetahui bahwa sang Ibu bukannya pergi kemana-mana untuk rekreasi tak berguna seperti ibu-ibu jaman sekarang di Jakarta. Ibunya bukan pergi untuk gosip antar tetangga, belanja hal-hal tak berguna atau hal-hal tak berguna lainnya. Ibunya ternyata pergi untuk belajar melanjutkan sekolahnya. Sejak kematian ayah, semua berubah.. Sang Ibu mulai banyak terdiam, dan jarang pergi dari rumah.

Keluaraga Ibu datang suatu hari, mereka bertengkar keras. Salah satunya menunjuk pada Bintang, lalu menyuruhnya dibuang. Tetapi Ibu hanya terdiam dan menangis. Bintang lalu mendekati sang Ibu, dia bertanya kenapa semua orang membenci dirinya. Tapi Ibu hanya diam kembali dan bercerita hal-hal yang tak dia mengerti.

Disaat itulah sahabat ayahnya datang dan tak berapa lama menjadi pengganti ayahnya. Sang Ibu lalu berubah dan kembali ke rutinitas lamanya. Tapi tanpa disadari, dia mendengar bahwa sahabat ayahnya itu membunuh ayahnya. Sejak saat itulah dia makin membenci ayah barunya. Dan makin diperparah saat Ibu sakit.

Bagi Bintang mengingat kembali masa lalu hanya kan membawa sakit di hatinya. Baginya lebih baik dia merem, tidak mengingat hal-hal buruk yang terjadi. Seperti saat berjalan di trotoar di 'anjenk' ama pengendara motor yang naik ke trotoar.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger