shoutmix

01 September 2012

Mempertanyakan Kembali Keberadaan Benua Atlantis


Gambar
Perbincangan mengenai benua yang hilang – benua Atlantis- seakan terus menelurkan beberapa pendapat yang berbeda. Perbedaan pendapat mengenai keberadaan Atlantis tersebut barangkali berangkat dari ketidakjelasan perbincangan plato mengenati letak dimana benua Atlantis itu berada dengan beberapa muridnya meskipun ada beberapa kata kunci. Hal ini pada akhirnya menimbulkan perbedaan pendapat dari para sejarawan  tentang keberadaan benua Atlantis. Sehingga tidak salah bila mereka mengatakan bahwa atlantis itu bisa dimana saja. -it could be anywhere-
Kita harus benar-benar menghargai perbedaan pendapat dari sejarawan yang mengatakan demikian, meskipun kita masih belum merasa benar-benar setuju dengan pendapat mereka. Kita harus menghormati cara kerja ilmuan yang mencari kebenaran berdasarkan fakta-fakta atau sumber sejarah yang pasti. Karena para sejarawan yang mengatakan bahwa atlantis itu bisa dimana saja tidak hanya menyimpulkannya begitu saja, melainkan mereka berkata dengan adanya alasan yang bisa dipertahankan.
Para ilmuwan tersebut adalah orang-orang yang benar-benar mencari fakta/bukti historis dengan secara detail, mereka mencari korelasi antara isi dari dialog Plato yang dihubungkan dengan keadaan alam dan sisa-sisa bangunan kuno yang menurut mereka mempunyai hubungan khusus dengan benua Atlantis.
Meskipun para ilmuwan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi pada akhirnya kerja keras mereka membuahkan penemuan-penemuan yang baru mengenai Atlantis. Lalu apakah temuan mereka terhadap keberadaan benua atlantis itu benar-benar telah mencapai kesepakatan bersama –para ahli sejarah-?
Kenyataanya hal itu belum benar-benar menjadi sebuah kesepakatan mutlak. Disinilah kita harus memahami cara kerja para ilmuwan dalam mencari dan mengolah data-data yang pada akhirnya akan dijadikan sebuah kesimpulan. Begitu juga kita harus memahami bagaimana mereka satu sama lain saling menyangkal pendapat-pendapat mengenai atlantis.
Atlantis –Sebuah Benua Yang Hilang-
Mitos Atlantis muncul ketika mahaguru Socrates berdialog dengan ketiga muridnya; Timaeus, Critias dan Hermocrates. Critias menuturkan kepada Socartes di hadapan Timaeus dan Hermocrates cerita tentang sebuah negeri dengan peradaban tinggi yang kemudian ditenggelamkan oleh Dewa Zeus karena penduduknya yang dianggap pendosa. Critias mengaku ceritanya adalah true story, sebagai pantun turun temurun dari kakek buyut Critias sendiri yang juga bernama Critias.
Critias, si kakek buyut, mengetahui tentang Atlantis dari seorang Yunani bernama Solon. Solon sendiri dikuliahi tentang Atlantis oleh seorang pendeta Mesir, ketika ia mengunjungi Kota Sais di delta Sungai Nil. Bayangkan cerita lisan turun temurun yang mungkin banyak terjadi distorsi ketika Critias, si cicit, menceritakan kembali kepada Socrates, sebelum ditulis oleh Plato. (melalui tulisan Budi Brahmantyo ”PR” 7 Oktober 2006)
Sudah barang tentu bahwa sumber penting yang pertama bagi para ilmuwan untuk memulai penelitiannya adalah teks dialog tersebut. Sumber itu merupakan bekal pertama para ilmuwan untuk meneliti kebenaran keberadaan benua yang hilang. Para ilmuwan berpendapat bahwa meskipun itu hanya sebuah mitos, yang disampaikan secara turun temurun- tapi dalam mitos tersebut pasti terdapat sebuah sejarah –meskipun sedikit- yang berhubungan dengan mitos tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger