An-Nissa atau surah wanita adalah salah satu surah yang tepat untuk dijadikan fondasi dalam memilih pemimpin. Pembahasannya memang tentang wanita, tetapi ada kata-kata penting dan baik yang dapat kita temukan di dalam surah ini. Salah satunya adalah bagaimana kita tidak boleh sembarangan memberikan sesuatu kepercayaan bagi seseorang. Seseorang yang dimaksud dalam An-Nissa adalah berbeda dengan yang dimaksud artikel ini, tetapi bisa di asumsikan pemimpin.
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. 4:5Kita sebagai rakyat yang dipimpin tidak boleh menyerahkan kepercayaan ama orang sembarangan. Harta tidak selalu uang atau yang terlihat. Kepercayaan bisa di anggap sebagai harta.
Pilihlah pemimpin dari pria dan waspadalah akan balasan bila kamu menyelewengkan hak yang telah kamu dapat dengan kewajiban kamu. Sesungguhnya balasan di akhirat nanti sangatlah kejam, dan kamu tidak akan dapat lolos darinya. Seperti yang kita lihat karena kelebihan harta dan juga kelebihan macam-macam. Pemimpin dapat melakukan penyelewengan, dan dikarenakan pemimpinnya adalah pria maka pria sebagai pemimpin harus waspada dengan penyelewengan.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita)...Hindarilah pemimpin yang kafir. Disini pemimpin yang kafir ditujukan pada agamanya yang Kafir. Sudah jelas agama yang di ridhoi oleh Allah adalah Islam. Itu berarti agama yang lain adalah kafir? sayangnya pemikiran itu salah. Di jaman Rasullah, agama lain yang disebut adalah Kafir tidak diperangi setelah pasca direbutnya Mekkah. Tetapi agama lain justru di lindungi dan di hormati, karena sesungguhnya Islam bukanlah agama penghancur.
4:34
Q.S. An-Nisa ayat 144, artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin...Tetapi benarkah yang ditulis disini menunjuk pada pemimpin? bagaimana kalau kita membaca artikel lain di kompasiana.com (Pemimpin Non Muslim Haram?)... Temukan apakah benar bahwa yang disebut disini adalah pemimpin atau ....
perkataan An-Nisa ini berasal dari Ulama, seseorang yang tidak sembarangan dalam mengartikan Al-qur'an. Dan jangan lupa bahwa perkataan sama keluar dari bapak Rhoma Irama. Perkataan seorang yang pintar seperti Rhoma Irama janganlah jadi angin lalu saja.
dia mengatakan sesuatu yang berasal dari AGAMA dan AL-QUR'AN tersebut saat hendak memilih pemerintah, pemimpin bahkan saat keadaan yang dia rasa penting. Sedangkan saat pemimpin yang dia ajukan melakukan tindakan menyeleweng seperti mencuri / korupsi. Tidak ada satupun ulama yang berkata hal tersebut mengatakan bahwa mencuri adalah tindakan yang dibenci ALLAH.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 4:29LAYAKKAH KITA MENDENGAR ORANG MUNAFIK YANG HANYA BERKATA SAAT TERTENTU SAJA. SEDANGKAN SAAT DIA HARUSNYA BERKATA LEBIH MALAH BUNGKAM DAN NGOMONG YANG LAIN.
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). 4:31LAYAKKAH BILA KITA MENGIKUTI DAN MENGIYAKAN KATA-KATA ORANG YANG MENGATAKAN SAUDARA KITA DI SEBELAH PULAU SEDANG DI DALAM KEADAAN TERACAM DAN TERTEKAN. SEDANGKAN DI SEBELAH KITA ADA SEORANG JANDA TUA, MISKIN, DAN SAKIT-SAKITAN MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN KITA.
0 komentar:
Posting Komentar