shoutmix

29 April 2013

selamat datang pahlawan DEVISA

saya mau izin copas dari punya temen . Dulu kalau begini gw inget masih di MP.. tetapi sekarang MP dah ngak ada.. saat share begini kadang ada rasa segan.. apalagi ini menyangkut nama baik negeriku.

Belum habis saya membahas (kemarin) tulisan pahlawan devisa di kuras ama organisasi negeri sendiri.. sekarang fakta ternyata TKW yang di kirim ke arab dll adalah budak bukan  .... pekerja.. Hatiku sangat pilu mengetahuinya.



Pagi-pagi di kantor. sedang mengaduk kopi, seorang teman kantor mendekat.
"Hey, Indonesian, udah dengar kabar ? pembantu dari negaramu bunuh anak orang di Saudi."
saya mendengus. kurang suka pagi2 dengar berita begini, lagian pembantu Indonesia bunuh orang di luar negeri lalu terancam hukum mati, itu berita basi yang terus berulang. motif dendam, gaji tidak dibayar, pelecehan seksual dll dll. begitulah yg sering kita lihat di TV One, Metro TV, Kompas dll.

"Kapan kejadiannya ?"
saya bertanya dengan nada tidak tertarik. terbayang wajah majikan yang hendak memperkosa kemudian ditusuk duluan.
"tiga hari lalu. korbannya bocah perempuan umur empat tahun. dipotong-potong seperti ikan"


Jlebb.... kopi di tangan kayak mau terlepas. sirna semua bayangan di kepala. menjagal bocah 4 tahun ? apa motif orang yang tega membunuh bocah ? geraham bergetar, mengingat saya punya dua bocah perempuan di rumah.

saya mengubek2 detikcom dan portal berita Indonesia. beritanya tidak ada. saya googling portal arab, ternyata jadi headline di mana-mana. nama bocah malang itu Tala Al Shehri, putri seorang guru. kasus ini jadi perhatian publik, dan menimbulkan paranoia terhadap babysitter asal Indonesia. pemakamannya dihadiri ratusan orang termasuk gubernur Madinah, Prince Abdul Aziz bin Majed.

seperti biasa, beragam komentar sinis bermunculan di website internasional. salah satunya "apakah kalian hanya bisa mengirim orang2 sakit jiwa ke negara lain sehingga terus saja membuat masalah ?"

sebagai orang Indonesia, komentar ini harus ditelan, walau menyakitkan. apalagi di negeri sendiri kita terbiasa mendengar berita dalam posisi dimana TKI yang jadi korban. saking seringnya, sampai terbentuk image bahwa orang Arab itu kejam, gemar menyiksa, dll.

lalu ketika TKI disiksa di Malaysia, image yang sama kita bentuk untuk Orang Malay. kita mendemo kedubes Malaysia, melempar kotoran dll. kita membuat generalisasi itu menjadi besar, bukan lagi dalam cakupan oknum tapi BANGSA.

tapi jarang kita melakukan otokritik dengan bertanya hal yang sebaliknya :
"kenapa banyak kasus TKI di arab disiksa ? kenapa banyak kasus TKI di Malaysia disiksa ? kenapa di taiwan, di hongkong, di Singapore, disiksa juga ? kalau dinegara manapun disiksa, artinya justru ada yang salah dengan etos kerja TKI."
OK lah, apapun itu, menyiksa orang adalah perbuatan tidak beralasan dan tidak berperikemanusiaan. tapi sekiranya kita melihat persoalan TKI lebih komprehensif. yakinlah, kita bukannya mendemo kedutaan negara orang tapi akan mendemo negara sendiri. karena di sini sebetulnya akar masalahnya.

sebegitu banyaknya persoalan TKI, tiap tahun toh tetap saja ratusan orang mengantri menunggu diberangkatkan. tidak bisa dihentikan. kenapa ?

LINGKARAN SETAN

pertama,
karena pemerintah tidak sanggup menyediakan lapangan kerja di negerinya sendiri.

kedua :
karena TKI , adalah KOMODITI. lahan bisnis.

ada oknum yang hidup dan kaya dari keringat para pencari kerja ini. dan banyak yang menjalankan bisnis ini dengan cara yang tidak bertanggungjawab. banyak PJTKI yang benar-benar tidak peduli kualitas TKI nya sendiri. siapapun yang mendaftar, asal mau mengeluarkan sejumlah uang, mereka kirim ke luar.
 perkara apakah TKI ini dibekali pengetahuan cukup, keterampilan cukup, kursus bahasa yang cukup, itu nomer sekian.

beberapa waktu lalu, saya ternganga-nganga melihat penggerebekan asrama TKI di Jakarta Timur. empat orang calon tenaga kerja, BUTA HURUF !
 bayangkan bagaimana orang buta huruf mau dikirim bekerja di luar negeri. bencana ! boro-boro membactulisan arab, membaca paspornya sendiri mereka belum tentu bisa...

di Jakarta Utara, salah seorang kerabat pernah mendaftar jadi TKI. bekerja sebagai kru di kapal Denmark. sejak pertama kali ia menyampaikannya, saya sudah sulit percaya. gaji yang ditawarkan terlalu fantastis. saat saya tanyakan, kenapa gajinya melebihi pejabat negara, dia berbisik "karena ini pekerjaan beresiko"
"beresiko bagaimana ?"

"kita bekerja di KAPAL LIMBAH. kita disuruh membuang limbah di tengah laut"
pekerjaan yang ditunggu2 ini tidak pernah jadi. celakanya kerabat ini menunggu dan terus membayar sejumlah uang untuk ini lah, itu lah, dll. jutaan rupiah.

setelah hampir setahun menunggu, ia menyerah. terakhir saya mendengar kabar, PJTKI itu sudah diobrak-abrik para calon TKI yang merasa tertipu. bossnya kabur. ada calon TKI yang saking lamanya menunggu dan meninggalkan keluarganya, akhirnya bercerai. ada yang tabungannya habis membayar ini-itu, akhirnya stress. Nauzubillah.

tapi derita TKI tidak hanya di proses pendaftaran dan proses keberangkatan. Sampai mereka berangkat pun, sudah jadi TKI pun, tetap jadi obyek. saat berada di Bandara, oknum lain sudah menunggu. kali ini berseragam. saya mengalaminya sendiri.

BIROKRASI JAING

ceritanya ada sepupu jauh yang bekerja di Abu Dhabi. sebut saja namanya Mar. Idul fitri kemarin dia mudik ke Sulawesi, untuk pertama kalinya sejak dua tahun. Saat balik ke Abu Dhabi dia memutuskan mampir ke rumah dan menginap semalam.
besoknya saya mengantarnya ke Bandara Soekarno Hatta bersama Wahyu, seorang teman. di sinilah saya melihat bagaimana TKI ini menjadi obyek. masuk ke terminal keberangkatan,
saya hendak pulang tiba2 si Mar menelpon "tolong saya... ada masalah... jangan pulang dulu...."
"Masalah apa ?"
" saya tidak punya dokumen tenaga kerja... saya ditahan di imigrasi...disuruh bayar lagi... "
"Apa ? KTKLN itu tidak bayar ! jangan mau bayar ! "

"Aduh.. sudahlah... kamu masuk saja dulu, bantu saya ..."
buru2 saya masuk. ditahan petugas. saya jelaskan masalahnya, saya minta izin masuk, ternyata untuk masuk harus minta izin berupa kertas tertulis ke ODC atau apalah namanya, yang kantornya kira2 seratusan meter dari counter check in. saya berlari kencang menuju kantor itu, karena jam sudah mendekati waktu berangkat.

masuk ke ruangan, antri. ada orang yang sedang dilayani. setelah menunggu dengan senewen, tiba giliran saya. saya jelaskan masalahnya, minta izin masuk, petugasnya berdiri. saya pikir mau memberi izin, ternyata mau lihat kaki.

"Oh, kamu pakai sendal ? Mohon maaf, saya tidak bisa bantu"
"Maksudnya pak ?"
"di dalam itu harus pakai sepatu. sana cari sepatu dulu, pinjam, atau beli, atau gimana. nanti balik lagi kesini baru saya kasih ijin"

dengan geram saya berlari keluar. mencari teman yang tadi bersama2. tidak sadar sambil berlari saya berteriak "Birokrasi anjing !!" mengingat betapa tidak ada hubungannya antara keimigrasian dengan alas kaki.

BOS ARAB YANG 'JAHAT'????

sampai di counter check in, si Mar sudah menangis. karena menangisnya berisik, akhirnya saya diijinkan masuk ke imigrasi oleh petugas. eh di dalam sudah ada Wahyu, teman yang tadi bersama.
"Loh, kok kamu bisa masuk ? kamu pake sendal kan ?" tanya saya.
"Alah mass.. tak kasih 15 rebu petugas yang jaga, masuk deh.."

lagi-lagi ingin rasanya berteriak. andai wahyu ini teroris, dengan 15 ribu rupiah dia bisa meledakkan satu bandara. benar2 birokrasi anjing.
di dalam, horornya belum selesai. jam terus berdetak. si Mar masih belum boleh berangkat. kali ini alasannya bukan KTKLN tapi asuransi. setelah asuransi dibayar, petugas mempertanyakan kontrak kerja.

"Pak, saya ini punya visa kerja... saya sudah dua tahun bolak balik...." kata si Mar.
"Hmm.. gini, udah kamu tenang dulu...duduk disini aja, nanti gimana-gimananya kamu sama bapak yang di ujung sana itu"
saya bisa menangkap apa maksud "Gimana-gimana" nya si bangsat berseragam ini. lalu saya bertanya "Mar, memangnya kamu dimintai berapa ?"

"Tiga juta... ini saya baru menelepon boss di Abu Dhabi, minta dikirimi uang, lihat jam... bentar lagi boarding... saya bisa ketinggalan...."
saya langsung meledak-ledak. mempertanyakan uang 3 juta itu untuk apa. si petugas tidak kalah meledak-ledak "Heh, kata siapa disuruh bayar ?? " sepertinya petugas ini malu karena saya bersuara keras tentang uang di depan banyak orang.

BIAYA OVER BAGASI

belakangan beberapa orang dari maskapai berdatangan, mereka menjelaskan bahwa uang itu adalah biaya over bagasi. tapi saya yakin mereka semua ini sebetulnya "bekerjasama". karena sepanjang adu argumen, ada saja orang yang bolak-balik dari maskapai ke imigrasi, dan mencegah saya supaya tidak ikut2an bicara.

lalu ada telepon dari Abu Dhabi. majikan si Mar menelepon.
"Hello Arizal, tolong bantu saya, berikan ID mu, saya kirim uang lewat Western Union . kasih saja ke petugas itu, yang penting pastikan si Mar berangkat. sekarang"
saya mendengus. petugas2 itu menyeringai tanda kemenangan. saya ke ATM, lalu berlari membawa troli menuju ke maskapai, dan bertanya "Berapa ?"

"Tiga juta SETENGAH"
anjing. naik 500 ribu. ohoho. di sinilah saya sadar, berarti angka timbangan pun bisa dimainkan. uang yang tadinya mau saya berikan semua, saya tahan.

"Pak, bagaimana ini, tadi katanya tidak segitu ?" tanya saya
"iya pak... tadi katanya BISA BAYAR 2.8 JUTA SAJA" si Mar menambahkan. dan saya makin yakin kalau bagasi pun mereka mainkan.

"memangnya kamu ada berapa di situ ? udah mau berangkat nih"
"cuma dua juta pak"
"ya sudah. sini dua jutanya "

jlebb... dua juta pindah tangan, corat-coret ala kadarnya, dan persoalan pun selesai, di tengah jalan, sisa uang sejuta saya berikan ke Mar. "Ambil ini. ini uangmu. cukuplah mereka rampok segitu"

singkat kata, si Mar boarding. sebelum take off dia menelepon mengucapkan terimakasih, dan tak lama kemudian majikannya juga sms mengucapkan terimakasih. ternyata dia kirim 4 juta lewat Western Union, katanya sejutanya buat saya sebagai ucapan terima kasih.

alhamdulillah. segalanya selesai. dan dua orang ini , Si Mar dan majikannya, mengubah pandangan saya. ternyata tidak semua TKI itu etos kerjanya buruk, ternyata ada yang bekerja dengan memuaskan, sampai diangkat saudara.

MAKANAN EMPUK.

Sebaliknya semoga membuka mata orang lain juga, bahwa tidak semua majikan arab itu kejam dan suka menggebuk. ada juga yang berhati mulia.
atau , memang sebetulnya yang selama ini kita lihat hanya sisi negatif majikan yang di blow up media saja.
apapun itu, semakin menguatkan pandangan saya ,

 betapa TKI ini benar2 makanan empuk :
1. TKI berpendidikan rendah sehingga tidak paham aturan2 ketenegakerjaan dan imigrasi. makanya mereka cuma berani kepada TKI sektor rumah tangga.
2. TKI memegang uang cash, dan mau bayar berapapun asal urusannya selesai

apakah derita TKI berakhir setelah mereka berangkat ? belum. Pulang ke tanah air, mereka masih dieksploitasi. baca link ini : terminal yang menakutkan

kemudian saya ingat, sepulang dari Kualalumpur Juni lalu, saya melihat tulisan di pintu kedatangan khusus TKI :
"Selamat datang para pahlawan devisa"
saya tersenyum sinis. benar2 ini kalimat propaganda bullshit tingkat tinggi. sekarang saya tahu apa makna pahlawan devisa sebenarnya .
ANDA AKAN KAMI RAMPOK SETELAHNYA

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger