Agan-agan tolong dibaca sampai habis ya. Ini tulisan temen ane, wartawan salah satu media ternama di Indonesia. Temen ane itu kesehariannya meliput di Istana Negara. Dia menyaksikan langsung kejadian yang menurut ane sangat miris dan memalukan buat bangsa kita. Gak usah ba bi bu lagi, cekidot aje, gan!!
Bibir Perempuan Bule dan Ironi Sebatang Rokok,
Dihisapnya rokok itu dengan tergesa-gesa. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali. Asap putih mengebul keluar dari bibirnya. Lalu dibuang begitu saja rokok yang baru saja dinyalakannya ke aspal kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Ia kemudian bergegas menaiki tangga Istana Merdeka yang tak jauh dari tempatnya merokok. Tubuh perempuan berambut pirang itu kemudian menghilang memasuki salah satu ruangan Istana.
Peristiwa ini terjadi sesaat setelah upacara kenegaraan penyambutan Perdana Menteri Perancis Francois Fillon di Istana Merdeka, Jakarta Jumat 1 Juli 2011. Tidak jelas dari mana asal perempuan bule itu. Namun, kuat dugaan ia bagian dari delegasi Perancis.
Tidak ada satu pun anggota Paspampres atau pun pegawai Sekretariat Negara yang menegur tindakannya. Padahal, area Istana Merdeka seharusnya menjadi ruangan yang steril dari kegiatan merokok. Apalagi, ia sudah membuang puntung secara serampangan.
Apakah sudah separah itu Indonesia di mata orang asing sampai mereka berani merokok kemudian membuang puntungnya sembarangan di area Istana Merdeka? Kalau saya jadi perempuan itu, saya tentu akan berpikir ribuan kali melakukannya di negara orang.
Bukan sekali ini saja saya melihat orang asing tidak (mau) mengenal tata krama Indonesia. Kerap saya saksikan wartawan yang ikut dalam rombongan delegasi tamu negara menggunakan jins. Sesuatu yang sangat ditabukan Indonesia jika mengikutsertakan wartawan dalam rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke luar negeri. Sederet peraturan terutama dalam hal berpakaian sangat diutamakan untuk dipatuhi.
Atau mungkinkah kelalaian rombongan para tamu negara itu terjadi karena justru pihak Indonesia yang tidak menekankan sejak awal kepada mereka? Entahlah.
Ironis sekali ketika harus mengaitkan kejadian merokok tadi dengan peristiwa yang sempat terjadi Maret silam. Gara-gara tulisan di salah satu media massa nasional mengenai kebiasaan merokok para jurnalis di press room Istana, biro pers langsung bertindak cepat. Biro yang dipimpin Dj Nachrowi itu langsung menempeli bioskop, nama akrab press room, dengan sederet pengumuman larangan merokok.
Sempat terjadi pro kontra yang membuat hubungan menjadi tidak guyub di antara sesama para wartawan. Antara yang perokok dan tidak merokok. Meski ketegangan itu tidak berlanjut terlalu lama apalagi sampai melakukan pengucilan kepada wartawan yang menulis soal merokok itu.
Itulah Indonesia. Tegas kepada bangsa sendiri tapi tidak kepada bangsa lain.
13 Juli 2011
Indonesia dimata Luar negeri
22.50
Kesehatan