walau kita berada di jalur berbeda.. saya senang ada yang berfikir hal yang sama..
walau bagiku agak telat bikinnya..
terima kasih udah memiliki ide dan masukan yang bagus.. tetapi sayang.. kayaknya bangsa kita kurang PANAS neh masalah ini
tampaknya.. mau ngak mau..
buku ini mesti terbit di Luar Negeri, karena disanalah orang2 yang ingin tahu Wayang .. membutuhkan buku ini.
TIGA pekerja keras itu adalah Heru S. Soedjarwo, Sumari, dan Undung Wiyono. Heru berprofesi sebagai pekerja film, Sumari dikenal sebagai kepala Pusat Data Wayang Indonesia, sedangkan Undung adalah dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).Jawapos
Mereka membutuhkan waktu 10 tahun untuk merampungkan buku berjudul Rupa dan Karakter Wayang Purwa tersebut. ''Ada darah, keringat, dan bunga dalam buku ini,'' kata Heru didampingi Sumari dan Undung saat launching buku karya mereka di Newseum Indonesia Cafe, Jalan Veteran 1, Jakarta, kemarin malam (21/5).
Penyusunan buku tersebut bermula dari cinta setengah mati Heru pada wayang. Benih-benih cinta itu muncul pada 1949 saat PN Balai Pustaka menerbitkan buku Sejarah Wayang Purwa karya Hardjowirogo. Ketika itu, Heru masih kanak-kanak.
''Buku tersebut saya selundupkan dari lemari mbah kakung ke kamar saya. Tapi, saya baru membacanya pada 1967 ketika saya bisa membaca huruf latin,'' kenang Heru.
Tanpa disadari, setelah membaca buku tersebut, selama bertahun-tahun, tokoh-tokoh wayang itu telah merasuk dalam pikiran Heru. Tapi, dia belum bisa mewujudkan mimpinya untuk mendokumentasikan tokoh-tokoh wayang kesukaannya itu.
0 komentar:
Posting Komentar