shoutmix

16 Maret 2010

Problem Pembantu

maaf judulnya tidak menjelaskan apa-apa
ini sebenarnya kisah seorang ibu rumah tangga yg susah mencari pembantu.. Pembantu saat ini sudah kritis.. bisa dibilang.. susah mencari pembantu setia seperti jaman dahulu.. apalagi pembantu yang mengetahui posisinya.


 saat kita mencari pembantu.. yang pertama kali terpikirkan oleh kita adalah pembantu yang setia dan juga membantu kita dalam pekerjaan rumah. Apalagi pembantu yang menjaga rumah kita.

kayaknya itu emang idaman semua ibu rumah tangga. Memiliki seorang pembantu seperti itu. Tetapi sayang itu sulit. Daripada membahas hal yang susah.. lebih baik dimulai dari hal yang mudah dahulu.

Pembantu sekarang berbeda seperti kemarin, karena pembantu sekarang lebih berpendidikan. Tetapi sayang pendidikan dia bukan berarti dia bermoral.. Dengan kata lain.. Pendidikan belum tentu membuatnya menjadi orang yang bermoral.

Moral disinilah yang membuat para ibu mengalami masalah mencari pembantu yang sesuai. Berikut ini adalah kasus-kasus yang terjadi di masyarakat dan semoga kita bisa mencari solusinya.
seorang ibu memilih pembantu dari kalangan muda.. Ya sekitar 17 tahun atau masih SMA.. Dimana pembantu ini dipilih karena masih muda dan masih bisa di ajar. Ibu ini menjelaskan bahwa memilih pembantu yang sudah tua sangat tidak bijak, karena pembantu tua ini sangat keras kepala. Kalau A.. ngak mau B.

Walau begitu pembantu muda juga bermasalah. Mereka maunya gampang aja, kalau nyuci pake mesin cuci.. padahal ada beberapa pekerjaan mencuci pakaian harus memakai tangan tak selalu mesin cuci. Bahkan kalau perlu mesin cuci bisa nyuci piring.. pasti akan dipakai
dari cerita ini kita bisa mengambil cerita bahwa pembantu muda memiliki kecenderungan cari mudahnya aja. fakta, mereka lebih memilih untuk memakai alat daripada tangan. sedangkan yang tua keras kepala. walau mereka lebih suka pake tenaga dan tidak mau dekat-dekat dengan barang elektronik, sayangnya mereka keras kepala dan tidak mudah menangkap kemudahan yang kita berikan.

kisah lain dengan pembantu muda.
pembantu muda di tempat ibu B kerjaannya pacaran. Kalau pagi bukannya bangun dan kerja malah baca sms trus lanjutin SMS. Belum lagi nanti kl pulsa habis minta Ibu buat beliin.. dan kalau kerja gampang capek dan uring2an bawaannya.
mana lagi kerjaannya suka nonton sinet ama infotaiment.. jadi gk ada waktu kerjanya...
teknologi malah jadi sesuatu yang menghambat.. saya kurang setuju awalnya dengan pendapat ibu ini. tetapi kalau dipikir tidak salah juga kita melakukan pengawasan pada pembantu kita. Mereka itu suka gampangnya aja.. atau lebih parah.. tidak ada yang mempermudah mereka.. mereka membatalkan
kisah ibu C yang baru saja menembus seorang pembantu. Tetapi ketika sampai rumah dan mengetahui bahwa Ibu ini punya anak bayi.. mendadak si pembantu menolak kerja.. padahal udah dibayarin..
duh.. pening katanya ibu tersebut
ini dilema baru. atau mungkin lebih cocok saya yang bilang bahwa saya tidak tahu kl ada dilema seperti ini.

pembantu sekarang sudah sulit hidup tanpa teknologi.. bahkan mereka tampak anti dengan anak kecil terutama bayi.. padahal kalau dari kisah sedih seorang ibu yang kubaca.. saat2 bayi berumur kurang dari 5 tahun.. adalah masa-masa yang berat bagi ibu dan juga ayahnya..
makanya di keluargaku.. kita semua sama-sama mengasuh si bayi.. untuk membantu orang tuanya dan juga mengajarkan bahwa manusia bukanlah mahluk penyendiri.

ada banyak kisah lainnya. Tetapi yang sangat kukecewakan adalah kisah tersebut tidak mendukung seorang ibu/keluarga yang dapat mencari/menemukan pembantu yang cocok dengan keluarganya.

pembantu yang ada di rumahku (dulu).. lumayan dapat fasilitas lho. yang pertama tentunya dia disubsidi untuk barang2 keperluan'nya'. Karena dia perempuan, tentu untuk masalah kewanitaan itu di subsidi.. toh di keluargaku.. dia di anggap keluarga.

PEMBANTU INGIN DISETARAKAN DENGAN PEKERJA
menurutku ini wajar-wajar saja karena yang namanya pembantu juga bekerja. tetapi ada cerita bahwa para pembantu menuntut agar gajinya setara dengan UMR?! padahal dengan keadaan ekonomi yang susah.. menggaji 600ribu lebih saja udah keberatan .. ini minta sampai 1,5juta!!
*lebih gede dari gaji pertamaku!!*

tetapi pemilik / pencari pembantu juga tidak kehabisan akal. mereka khan juga sekolah bahkan lebih tinggi daripada para pembantu.. mereka bersedia bayar sesuai UMR asalkan dengan syarat.. mereka kerja sesuai jam kerjanya.. pagi-sore lalu tidur tidak di rumah mereka (silakan cari sendiri).. dan gaji 1.5 juta adalah gaji utuh tanpa tambahan apapun!!

ngomong2 tentang tambahan apapun.. yang namanya perempuan.. apalagi kalau dia sudah dewasa pasti butuh yang namanya pembalut, makan dan lain-lain. dimana tanpa sadar bahwa semua itu mereka dapatkan saat mereka bekerja dan tinggal di rumah pemilik mereka

saya tidak memihak pembantu dan pemilik. Karena ada beberapa kasus dan cerita bahwa pembantu disakiti oleh pemilik.. Bahkan sampai buta.. tetapi apakah ada yang membahas bahwa kelakuan pembantu itu sama aja menyakiti pemilik.

semua kembali ke anda.. kasus ini memang belum di angkat oleh koran. tetapi akan di angkat cepat atau lambat. sampai saat kasus itu di angkat.. apakah anda akan memihak pembantu atau pemilik.. bagaimanapun juga jangan memihak salah satu karena belum tentu dia benar

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger